Sepertiyang sudah kami sebutkan di awal artikel ini, cerita dongeng Bebek Buruk Rupa ini memiliki beberapa pesan moral yang baik dan bisa diajarkan kepada buah hati atau keponakan tersayang. Di antaranya adalah untuk jangan pernah membandingk-bandingkan dirimu sendiri dengan orang lain.
Ingin membaca dongeng yang mengajarkan pentingnya saling berbagi? Nah, cerita dongeng Kucing dan Bebek yang ada di artikel ini bisa kamu jadikan pilihan, lho. Yuk, baca langsung saja! Membaca dongeng memang bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan seru di kala suntuk melanda. Ditambah lagi, ada beragam dongeng dengan cerita seru yang bisa kamu baca, salah satunya adalah kisah Kucing dan pernah membaca kisahnya belum, nih? Secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seekor kucing yang bersahabat dengan bebek. Ke mana-mana mereka selalu bersama. Namun, ada satu kejadian yang menghancurkan persahabatan kejadian apakah itu? Yuk, temukan jawabannya di artikel yang mengulik dongeng Kucing dan Bebek ini. Selain kisahnya, kami juga telah memaparkan ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya, lho. Selamat membaca! Alkisah, pada zaman dahulu kala, di sebuah hutan belantara hiduplah seekor kucing bernama Caca. Ia adalah kucing yang ceria dan senang menghibur hewan lainnya. Ia memiliki sahabat seekor bebek bernama Beki. Ke mana pun Caca pergi, di situlah Beki berada. Mereka adalah sahabat yang tak terpisahkan. Ketika ada yang mengganggu Beki, Caca selalu siap untuk membela sahabatnya. Karena itu, Beki pun selalu berbuat baik kepada Caca. Tiap kali Beki mendapatkan makanan, ia selalu membaginya ke Caca. Pada suatu pagi, Beki berhasil mendapatkan seekor kadal yang cukup besar. Ia tak langsung memakannya. Ia justru pergi mencari Caca dan menggigit kadal itu di paruhnya. Saat berhasil menemukan sahabatnya, ia langsung berkata, “Ca, lihatlah! Aku berhasil mendapatkan kadal yang besar. Ayo kita makan berdua.” “Wah, kebetulan sekali. Aku sedang merasa lapar. Terima kasih, Bek, karena kamu mau membagi makananmu padaku,” ucap Caca. “Tak perlu berterima kasih, aku senang berbagi makanan denganmu,” ucap Beki. Mereka menghabiskan makanan itu berdua. Caca merasa senang memiliki sahabat seperti Beki. Saat ia mendapatkan makanan pun selalu membaginya dengan Beki. Baca juga Kisah Tukang Sepatu dan Liliput Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng yang Mengajarkan Tentang Kebaikan dan Ketulusan Hati dalam Menolong Orang Lain Menangkap Ikan di Danau Pada suatu sore dengan langit senja yang indah, Caca mengajak Beki untuk pergi ke danau. “Bek, aku ingin makan ikan. Bagaimana kalua kita pergi ke danau?” tanyanya. “Wah, ide yang bagus, Ca! Ayo kita berangkat sekarang,” seru Beki kegirangan. Mereka pun berjalan bersama menuju ke danau. Setibanya di sana, mereka beristirahat sejenak sebelum memulai mencari ikan. Lalu, pencarian pun dimulai. Mereka berpisah untuk mencari ikan. “Aku di ujung danau sebelah timur, kamu di ujung sebelah barat, ya, Ca. Jika berhasil mendapatkannya, ayo kembali ke dekat pohon ini untuk memakannya bersama,” ucap Beki. Mereka pun berpisah. Beruntungnya, Caca melihat ada seekor ikan besar tergeletak di tepi pantai. Dengan cepat dan sigap, ia menangkap ikan besar itu. “Wah, beruntung sekali aku langsung dapat ikan sebesar ini. Rasanya pasti nikmat,” ucap Caca. “Aku akan segera membawanya ke bawah pohon agar bisa memakan ikan yang tampak lezat ini bersama Beki,” ucap Caca. Saat hendak membawanya ke bawah pohon, Caca merasa ingin memakannya saat itu juga. “Ikan ini tampak sangat lezat. Andai saja aku bisa memakannya sekarang dan sendirian, pasti nikmat sekali,” ucapnya sambal menatap ikan besar itu. “Ah, tidak boleh! Aku harus membaginya dengan Beki. Aku tak boleh egois! Sadarlah! Sadarlah!” ucap Caca dalam hati. Pikiran dan batinnya bergulat. Ia sangat ingin memakan ikan itu sendirian. Caca Merasa Bimbang Meski telah berjanji untuk kembali ke bawah pohon setelah mendapat ikan, Caca tetap galau. “Kalau nanti aku membaginya dengan Beki, lalu ia dapatkan kepalanya, bagaimana dong? Aku kan sangat suka kepala ikan. Tapi, ekor ikan juga tak kalah nikmat. Apalagi dagingya pasti melimpah. Bagaimana ini? batin Caca bimbang. “Aduh, aku harus bagaimana?” imbuhnya lagi. Si Caca terus merasa galau. Ia rupanya punya sikap egois. Padahal, Beki telah banyak membantunya, tapi ia sangat enggan tuk berbagi. “Baiklah! Aku akan memakan ikan ini sendirian. Toh, si Beki tidak tahu kalau ak berhasil mendapatkannya. Kalau nanti sudah kenyang, aku akan mencari ikan lagi tuk kubagi dengannya,” ujar Caca yakin dengan keputusannya. Ia lalu membawa ikan tersebut ke tempat yang tersembunyi. Ia tak ingin Beki tahu bahwa dirinya memakan ikan seorang diri. “Aku tak boleh makan di sini. Kalau Beki tahu, ikan ini harus kubagi dengannya,” ucap Caca. Ia lalu membawa ikan itu ke balik batu. Caca merasa tempat itu aman dan Beki tak akan menemukannya. Namun, dugaannya ternyata keliru. Rupanya, Beki sedang berada di balik batu itu sedang mencari seekor cacing. “Bek..Beki, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Caca terkejut. “Oh, aku sedang mencari cacing agar ikan mau mendekat ke tepi sungai, Ca. Wah ternyata kau sudah mendapatkan ikan, ya. Beruntung sekali kamu,” ucap Beki. “Tapi, apa yang kamu lakukan di sini, Ca?” tanya Beki bingung. Mencoba Kabur Caca merasa sangat terkejut karena sahabatnya mengetahui perbuatan liciknya. Ia merasa sangat gugup dan bingung menjawab pertanyaan sahabatnya. Ia pun memutuskan tuk berlari begitu saja meninggalkan Beki. Tentu saja bebek itu merasa bingung dan mengejar si kucing. “Ca! Caca! Kenapa kau berlari? Ada apa denganmu?” teriak Beki sambal mengejar Caca. Namun, Caca tak mengindahkan panggilan dari Beki. Lama kelamaan, Beki pun mulai berpikir bila Caca mungkin saja ingin memakan ikan itu seorang diri. “Ca, apakah kau ingin memakan ikan itu seorang diri? Bukankah kita sudah berjanji akan makan bersama-sama hasil tangkapan ikan?” teriak Beki pada Caca. Bukannya berhenti dan meminta maaf, Caca justru berlari semakin cepat. Ia tak peduli pada Beki yang mengejarnya. Baginya, ikan besar itu lebih penting dari persahabatannya. Ia lalu melompat ke sebuah batu besar dan berpikir Beki tak akan bisa mengejarnya lagi. “Aku aman jika berada di atas batu ini. Beki tak akan bisa mengejarku,” ucap Caca. “Akhirnya, aku bisa memakan ikan ini sendirian,” imbuhnya lagi. Lalu, Beki pun mondar-mandir di dekat batu itu. Ia tak melihat Caca yang sebenarnya berada di atas batu. Ia terus memanggil sahabatnya. “Caca! Di mana kamu? Tak seharusnya kamu eogis dan ingkar janji. Kita kan sudah berjanji!” ucap Beki. Mendapatkan Balasan Setimpal Mendengar sahabatnya masih mondar-mandir di dekat batu, Caca pun mulai merasa cemas. “Duh! Kenapa Beki tak juga pergi? Aku ingin segera menyantap ikan ini. Aku tak mungkin memakannya bila Beki masih di sekitar sini,” ucapnya dalam hati. Caca terus berpikir apa yang ia bisa lakukan untuk mengelabui temannya itu. Lalu, ia pun mendapatkan ide cemerlang. Di samping batu besar itu, ada sebuah pohon karet yang sedang mengeluarkan getah. Dengan sepucuk daun besar, Caca mengambil getah lengket itu dan meneteskannya tepat di sayap si Beki. Sontak, Beki terkejut dan kaget mendapati ada getah di sayapnya. Ia pun berlari kencang menuju ke sungai untuk membersihkan getah itu. Caca merasa senang, karena akhirnya ia bisa makan ikan sendirian. Dengan lahap, ia memakan ikan itu mulai dari bagian kepala. Ia sengaja menyisakan badan untuk dinikmati terakhir. “Bagian paling nikmat tepatnya dinikmati saat terakhir,” ucap Caca. Saat kepala ikan selesai dimakan, ia pun menyantap bagian tubuh. Berkali-kali ia berkata, “Hmm, enak sekali. Untung aku tak membaginya dengan Beki.” Namun, tiba-tiba saja, tulang ikan besar itu menyangkut di tenggorokan Caca. Ia pun merasa sangat kesakitan. “Aduh, aduh, bagaimana ini,” ucapnya kebingungan. Beki yang Baik Hati Caca langsung berlari ke sungai untuk minum agar tulang ikan itu tak menyangkut di tenggorokannya. Ia terus minum air, tapi tulang ikan tak mau hilang. “Aduh, bagaimana ini. Rasanya sangatlah sakit. Aku harus bagaimana? Huhuhu. Inikah balasan karena aku tak mau membagi makananku dengan Beki?” ucap Caca dalam hati. Tak lama kemudian, muncullah Beki dari seberang sungai. Ia baru saja selesai membersihkan sayapnya yang terkena getah pohon akibat ulah dari Caca. Melihat sahabatnya terkapar di tepi sungai, Beki pun tak tega. “Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa kau tampak lemas?” tanyanya. “Emmm, ada tulang ikan tersangkut di tenggorakanku. Rasanya sangat tak nyaman,” ucap Caca. “Mana aku lihat!” ucap Beki yang sepertinya ingin menolong. Caca pun membuka mulutnya lebar. Dengan paruhnya yang panjang, Beki lalu mengambil tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan Caca. Kucing licik itu pun merasa lega. “Huhuhu, terima kasih karena telah menolongku, Bek. Maafkan aku yang tak mau berbagi kepadamu. Padahal kau sangat baik padaku,” ucap Caca merasa bersalah. “Hmm, aku memaafkanmu. Tapi, aku tak bisa menerimamu lagi sebagai sahabatku. Aku tak masalah jika kau tak mau berbagi makananmu. Tapi, aku kecewa karena kau melukai sayapku hanya demi makanan,” ucap Beki lalu pergi meninggalkan Caca sendirian. Sejak saat itu, berakhirlah persahabatan antara Caca dan Beki. Semua itu karena Caca yang curang dan tak mau berbalas budi. Baca juga Cerita Pohon Kelapa dan Pohon Pepaya Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah yang Mengajarkan Bahwa Setiap Manusia Punya Kekurangan dan Kelebihannya Masing-Masing Unsur Intrinsik Usai membaca cerita dongeng Kucing dan Bebek di atas, kurang lengkap bila kamu belum mengulik unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya; 1. Tema Tema atau inti cerita dari dongeng Kucing dan Bebek ini adalah tentang hancurnya sebuah persahabatan. Penyebabnya adalah si kucing yang enggan berbagi makanan dengan si bebek dan melukai sahabatnya itu. 2. Tokoh dan Perwatakan Sesuai judulnya, ada dua tokoh utama dalam dongeng ini, yaitu si Bebek dan Kucing. Bebek bernama Beki adalah sahabat yang baik. Ia lemah, sehingga kerap diganggu hewan lain. Tapi, ia senang berbagi makanan. Ia kerap membawakan sahabatnya makanan-makanan yang berhasil ditangkapnya. Sementara si kucing bernama Caca awalnya digambarkan sebagai sosok yang ceria dan gemar membantu sahabatnya. Namun, sifatnya berubah tatkala mendapatkan ikan yang begitu besar. Ia ingin memakan ikan itu seorang diri, meski telah berjanji akan membaginya dengan Beki. Karena keegoisannya, ia bahkan tega menyakiti sahabatnya sendiri. 3. Latar Latar tempat dari cerita dongeng Kucing dan Bebek ini adalah di sebuah hutan belantara. Secara detail, kisah ini berlatar di sebuah danau dan batu besar. Akan tetapi, tak disebukan secara spesifik lokasi hutan dan namanya. 4. Alur Alur cerita dongeng si Kucing dan Bebek ini adalah maju alias progresif. Cerita berawal dari seekor kucing bernama Caca yang mengajak sahabatnya Beki ke danau tuk mencari ikan. Mereka berjanji untuk saling berbagi bila mendapatkan ikan. Beruntung, Caca lekas mendapatkan ikan yang begitu besar. Karena tampat lezat, Caca enggan membaginya dengan Beki. Ia ingin menikmati seluruh ikan itu sendirian. Alhasil, ia pun bersembunyi di balik batu besar dan hendak memakannya sendiri. Ternyata, di balik batu itu tedapat Beki yang sedang mencari cacing. Caca yang kaget pun berlari membawa ikan itu. Beki bingung dan mengejar Caca. Beki tak mengira bila Caca membawa kabur ikan yang ia dapatkan. Saking enggannya berbagi, Caca bahkan tega meneteskan getah pohon karet pada sayap Beki. Jadi, Beki tak lagi mengejar Caca. Kucing itu pun menikmati ikannya seorang diri. Namun, tiba-tiba saja tulang ikan menyangkut di tenggorokannya. Ia berhasil selamat karena Beki menolongnya mengambil tulang ikan yang menyangkut di tenggorokan. Akan tetapi, Beki sudah tak mau lagi bersahabat dengan Caca. Bukan karena Caca enggan membagi makananannya. Tapi, karena Caca tega melukai dirinya hanya demi sebuah makanan. 5. Pesan Moral Pesan moral apa yang bisa kamu petik dari cerita dongeng Kucing dan Bebek ini? Amanat utama adalah jangan mengingkari janji. Jika telah mengucap janji pada seseorang, berusahalah untuk menepatinya. Jangan seperti si kucing yang melupakan janjinya pada si bebek hanya karena makanan. Pesan berikutnya adalah jangan bersikap egois. Sesama makhluk hidup baiknya saling membantu. Jika ada seseorang yang selalu memberikan bantuan saat kamu mengalami kesulitan, maka kelak kamu harus membalasnya. Orang-orang egois adalah mereka yang tak tahu balas budi. Hanya mau dibantu, tapi enggan memberikan bantuan. Selain unsur intrinsik, dongeng ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral. Baca juga Dongeng Goldilocks dan Tiga Beruang Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Gadis Cilik yang Nakal dan Selalu Bertindak Semaunya Sendiri Fakta Menarik Tak banyak fakta menarik yang bisa kami paparkan dari dongeng Kucing dan Bebek ini. Hanya ada satu fakta yang sayang tuk kamu lewatkan. Berikut ulasannya; 1. Ada Versi Lain Pada umumnya, dongeng memiliki beberapa versi. Tak terkecuali dengan cerita dongeng Kucing dan Bebek ini. Secara garis besar, kisahnya sama, yakni tentang persahabatan antara si kucing dan bebek. Namun, ada perbedaan di detail kisahnya. Versi lain mengisahkan bahwa bebek enggan menyelamatkan kucing. Lalu, si kucing pun menjadi sangat kurus karena tak bisa menelan makanan. Ada juga versi yang mengisahkan kalau bebek mau memaafkan si kucing. Sejak saat itu, si kucing pun tak lagi berbuat licik. Ia senantiasa membagi makanannya pada bebek. Baca juga Cerita Dongeng Bebek Buruk Rupa dan Ulasan Menariknya, Sebuah Kisah yang Mengajarkan untuk Lebih Mencintai Diri Sendiri dan Tak Pernah Merendahkan Orang Lain Bagikan Cerita Dongeng Kucing dan Bebek Pada Teman-Temanmu Demikianlah artikel yang mengulik cerita dongeng kucing dan bebek beserta ulasan lengkapnya. Kamu suka dengan kisahnya, kan? Kalau suka, yuk, bagikan artikel ini ke teman-temanmu. Kalau kamu pengin baca dongeng lainya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena. Ada cerita dongeng tentang Pangeran Ikan, kisah Tujuh Burung Gagak, cerita tentang Iblis dengan Tiga Rambut Emas, dan masih banyak lagi. Yuk, baca terus dan temukan informasi menarik lainnya! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.
Ellomenceritkan kembali bebek yang baik hati. Belajar bernarasi sejak usia dini. Semangat Ello belajar yang rajin..jadilah anak yang baik. Kamu sedang mencari dongeng untuk anak-anak yang mengajarkan tentang kebaikan dan ketulusan hati? Tentu ada banyak, salah satunya adalah dongeng Gajah yang Baik Hati. Bila penasaran dengan kisahnya, langsung saja cek artikel ini! Di dunia ini, ada banyak sekali dongeng anak-anak yang mengandung pesan positif. Tak hanya itu, kisah-kisahnya pun cukup seru dan menarik tuk dibaca anak-anak. Salah satu dongeng terbaik yang cocok kamu sampaikan pada si kecil adalah Gajah yang Baik judulnya, dongeng ini mengisahkan tentang seekor gajah bernama Gaga yang suka menolong hewan lain. Ia membantu para hewan dengan tulus dan suka hati. Oleh karena itu, hewan-hewan sangatlah suka dan permasalahan apakah yang akan Gaga hadapi? Kalau penasaran dengan kelanjutan dongeng Gajah yang Baik Hati, langsung saja simak artikel ini. Informasi seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya juga telah kami paparkan. Selamat membaca! Alkisah, di sebuah hutan nan luas, hiduplah seekor gajah bernama Gaga. Tubuhnya besar dan gemuk. Ia memiliki belalai yang sangat panjang dan kuat. Belalai tersebut ia pakai untuk mengambil daun di pucuk pohon. Gaga sangatlah menyukai daun-daun yang masih muda. Ia juga suka memakan buah-buahan. Tak jarang, ia mencari makanan yang sangat banyak, lalu membagikannya kepada hewan-hewan lain. Karena suka menolong, para hewan sangat menyukai Gaga. Karenanya, hewan bertubuh besar ini memiliki banyak teman, mulai dari semut hingga rusa. Ia memang tak pernah membeda-bedakan teman. Siapa pun yang butuh bantuan, ia dengan senang hati menolong. Pada suatu pagi, Gaga berkeliling hutan untuk mencari makanan. Setiap bertemu dengan hewan lain, ia selalu menyapa mereka dengan ramah. Tiba-tiba, ia mendengar suara meminta tolong. “Tolong! Tolong aku! Siapa saja tolong aku!” teriak suara itu. Gaga lalu mencari sumber suara. Ternyata, yang berteriak meminta tolong adalah Harimau. Tubuhnya tertindih pohon tumbang. Tanpa piki panjang, Gaga langsung mengangkat pohon itu dengan belalainya. Setelah berhasil terselamatkan, Harimau mengucapkan terima kasih pada Gaga. “Terima kasih banyak telah membantuku, Gaga! Kalau kau tak segera menolongku, aku bisa saja telah mati tertimpa pohon ini,” ucap Harimau. “Kembali kasih Harimau. Bersyukurlah karena kamu masih bisa selamat dan hanya mengalami luka ringan. Segera sembuhkan lukamu,” jawab Gaga. “Tentu saja aku sangat bersyukur, Ga. Untung saja kau yang lewat sini. Kalau hewan lain, bisa saja mereka tak kuat mengangkat pohon yang menimpaku tadi. Kamu adalah hewan paling kuat di sini,” ucap Harimau. “Jangan berlebihan. Mari kita hidup saling tolong menolong. Kalau ada yang butuh bantuanmu, tolonglah dia,” kata Gaga. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Bertemu dengan Hewan Lainnya Usai membantu si Harimau, Gaga lanjut mengelilingi hutan. Ia lalu berhenti di bawah pohon apel. Dengan belalainya yang panjang, ia mengambil beberapa buah yang telah matang. “Hmm, rasa apel ini sangatlah manis dan nikmat,” ucapnya sambil mengunyah buah. Tak jauh dari tempatnya memakan apel, ia melihat seekor kancil yang memakan apel mentah atau busuk. Gaga yang penasaran pun datang menghampirinya, “Kancil, kenapa kau memakan buah yang belum matang atau sudah membusuk? Makanlah yang matang saja.” “Oh, hai, Gaga! Aku hanya bisa memakan apel-apel yang berjatuhan. Kadang, aku beruntung karena yang jatuh adalah apel matang. Aku tak bisa menggapai buah-buah yang masih di tangkainya, Ga,” jawab Kancil. “Ah, benar juga, ya. Kalau begitu, aku akan membantumu memetik buah apel yang matang,” ucap Gaga sambil menjulurkan belalainya dan mulai memetik apel-apel matang. “Wah, terima kasih, Ga. Rasa apel yang telah matang sangatlah nikmat. Bersyukur aku bertemu denganmu,” ucap Kancil bahagia. “Sama-sama, Cil. Kelak, kalau kau mau buah apel yang telah matang lagi, mintalah bantuan kepadaku. Tak perlu merasa sungkan,” ucap Gaga. “Terima kasih banyak atas tawaran yang kau berikan, Gaga!” jawab Kancil. Membantu Para Binatang Karena sudah sore, Gaga memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia berjalan dengan pelan sembari menikmati keindahan langit. “Langit senja sangat indah. Warnanya sungguh mempesona,” ucapnya dalam hati. Saat melihat langit indah, Gaga mendengar suara meminta tolong. Suara itu terdengar sangat kecil sehingga ia kesulitan mencari sumbernya. Setelah mencari sekian lama, ia akhirnya menemukan siapa yang meminta tolong. Ternyata ada seekor kelinci yang terjebak di dalam lubang. “Gaga! Tolong aku. Aku tak bisa keluar dari lubang ini!” teriaknya. “Kenapa kau bisa masuk ke dalam lubang?” tanya Gaga. “Aku tadi sedang memakan rumput. Lalu, aku melihat ada banyak buah di bawah sini. Saat hendak memanggilnya, aku terpeleset dan jatuh. Sekarang aku tak bisa kembali ke atas. Tolong aku!” teriak Kelinci. “Kalau kau menolongku, aku akan memberikan banyak buah dari sini. Bukankah kau suka buah, Ga?” bujuk Kelinci. “Aku tak peduli dengan buahnya, Ci. Aku akan membantumu, tenangkan hatimu,” ucap hawan itu. Kemudian, Gaga masuk ke dalam lubang itu. Sesampainya di dasar, ia berkata pada Kelinci, “Ci, aku akan mengangkatmu. Tapi, setelah kau sampai atas, tolong tarik belalaiku, ya!”. Setelah Gaga mengangkatnya hingga ke atas, Kelinci langsung berlari begitu saja. Hewan kecil itu meninggalkan gajah yang terjebak di lubang setelah menolongnya. Lalu, si Gaga berteriak meminta tolong. “Tolong, tolong, tolong! Siapa pun tolong aku!” teriaknya. Beruntung, ada Rusa, Kancil, dan Harimau yang sedang lewat lubang itu. Mereka lalu menolong sang gajah. “Terima kasih teman-teman karena telah membantuku. Tanpa kalian, aku tak mungkin bisa selamat,” ucap gajah. “Kami tentu saja akan membantu, Ga. Kamu juga kan sering membantu kami. Tapi, kenapa kau bisa terjebak?” jawab Rusa. Gaga lalu menceritakan kronologinya. Kelinci Terjebak Lagi Keesokan harinya, Gaga kembali mengelilingi hutan. Selain untuk mencari makanan, ia juga memantau para binatang yang mungkin butuh bantuannya. Seperti biasanya, ia membantu para hewan memetik buah, daun, dan mendapatkan air. Sesampainya di sungai, ia mendengar suara minta tolong. Suara itu berasal dari bawah pohon apel. Gaga bergegas menuju pohon itu. Ia lalu mendapati Kelinci yang kemarin menolongnya terjebak lagi di dalam lubang. “Tolong aku, Gaga! Aku tak dapat keluar dari sini,” ucapnya sambil teriak. “Kamu kemarin sudah kutolong, tapi malah meninggalkanku. Sekarang aku tak akan menolongmu lagi!” ucap Gaga. “Maafkan aku, Ga. Kemarin itu aku mencari bantuan hewan lain, tapi tak ada yang mau menolongmu,” tipu Kelinci. “Kau berbohong, aku tak akan menolong hewan yang jahat,” tegas si gajah. Gaga bersikeras tak mau menolong Kelinci. Ia ingin hewan kecil itu menerima pelajaran atas perbuatannya. Sama dengan Gaga, hewan lainnya pun tak ingin membantu menyelamatkan Kelinci. Hari mulai gelap, pertanda malam akan segera datang. Tak ada satu pun hewan yang mau menolong Kelinci. Ia terus berteriak tapi tak ada yang membantu. Lalu, Gaga kembali ke lubang itu. Ia mendengar kelinci menangis karena tak ada satu pun hewan yang menolongnya. Saat melihat Gaga, ia kembali memohon, “Ga, aku berjanji tak akan berbuat jahat lagi. Tolong bantu aku, ya,” ucapnya sambil menangis. “Kamu janji nggak akan mengulangi kesalahanmu lagi?” tanya si gajah. “Iya, aku berjanji tak akan berbuat jahat lagi, maafkan aku, ya,” ucapnya sambil terus menangis. Setelah itu, Gaga menolong Kelinci. Kali ini Kelinci tak lagi meninggalkan Gaga. Ia telah menyesali perbuatannya dan tak mau lagi berbuat jahat. Kini, para hewan di hutan itu hidup rukun. Baca juga Kisah Suri Ikun dan Dua Burung Beserta Ulasan Menariknya, Dongeng Adik Bungsu yang Dibenci oleh Kakak-Kakaknya Unsur Intrinsik Usai membaca dongeng Gajah dan Kelinci, apakah kamu jadi penasaran unsur intrinsik yang terkandung? Kalau iya, simaklah ulasan berikut; 1. Tema Tema atau inti cerita dongeng ini adalah tentang kebaikan dan ketulusan hati seekor gajah. Ia senang membantu hewan lainnya yang mengalami kesusahan. Meksi ada yang berbuat jahat kepadanya, ia tetap memberi maaf dan pertolongan. 2. Tokoh dan Perwatakan Sumber Youtube – English Fairy Tales Tokoh utama dalam dongeng ini tentu saja adalah Gajah bernama Gaga. Ia memiliki sifat yang baik hati, suka menolong, dan mudah memaafkan. Meski ada yang berbuat jahat kepada Gaga, ia tetap memaafkan kelinci itu dan menolongnya. Beberapa tokoh pendukung yang turut mewarnai kisah ini adalah Harimau, Kancil, Rusa, dan Kelinci. Hariamu, Kancil, dan Rusa adalah hewan baik yang tahu berbalas budi. Sedangkan Kelinci adalah tokoh antagonis. Setelah mendapatkan pertolongan dari Gaga, ia malah pergi begitu saja. 3. Latar Dongeng Gajah yang Baik Hati ini menggunakan beberapa latar tempat yang berpusat di sebuah hutan belantara. Lebih tepatnya menggunakan latar tempat bawah pohon apel, tepi sungai, dan sebuah lubang. Sementara itu, kisah ini menggunakan latar waktu pagi, sore, dan senja. 4. Alur Cerita Dongeng Gajah yang Baik Hati Alur cerita dongeng ini adalah maju. Kisahnya bermula dari seekor gajah bernama Gaga yang sedang berjalan-jalan mengelilingi hutan. Sembari mencari makan, ia juga menolong hewan-hewan lain yang sedang kesusahan. Ia menolong Harimau yang terjebak, Kancil yang tak bisa mendapatkan apel manis, dan Kelinci yang masuk ke dalam jurang. Namun, usai mendapat pertolongan, Kelinci malah meninggalkan Gaga. Sehingga, gajah itu tak sanggup naik ke permukaan. Beruntung, hewan-hewan lalu berdatangan dan menolong hewan besar itu. Keesokan harinya, Kelinci kembali terjebak ke dalam sebuah lubang. Awalnya, Gaga tak mau menolong. Begitu pula dengan hewan-hewan lainnya. Gaga tak mau menolong karena ingin memberikan pelajaran pada kelinci. Pada akhirnya, gajah yang baik hati tetap memberi pertolongan dengan syarat Kelinci harus memperbaiki sikapnya. Setelah itu, Kelinci pun tak lagi berbuat jahat. 5. Pesan Moral Dongeng Gajah yang Baik Hati mengandung beberapa pesan moral. Amanat pertama, jadilah orang yang suka menolong tanpa pamrih, seperti halnya si Gajah yang suka menolong binatang lainnya. Dari hewan baik hati ini, kamu juga bisa memetik pelajaran lainnya, yaitu mudah memaafkan kesalahan seseorang. Meski begitu, Gaga tak lupa memberi pelajaran pada sosok yang telah menyakiti hatinya itu. Pesan moral berikutnya dapat kamu petik dari sikap si Kelinci. Janganlah kamu meniru sikap hewan kecil satu ini, yakni tak tahu berbalas budi. Jika ada yang membantumu, maka kamu juga harus membalas kebaikannya. Selain intrinsik, cerita dongeng Gajah yang Baik Hati ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Seperti nilai-nilai moral, sosial, dan budaya yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Baca juga Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna Fakta Menarik Usai membaca cerita dongeng Gajah yang Baik Hati dan unsur intrinsiknya, kurang lengkap kalau belum mengulik fakta menariknya. Apakah itu? Berikut ulasan singkatnya; 1. Memiliki Beragam Kisah Cerita dongeng Gajah yang Baik Hati ini ada beragam. Salah satu versi yang cukup populer mengisahkan tentang seekor gajah yang terjebak dalam suatu lubang di hutan. Para manusia yang tinggal di hutan itu bergegas menolong sang Gajah. Karena ingin membalas kebaikan hati para manusia, Gajah itu setiap hari menolong mereka. Ia membantu mengangkat kayu, memetik buah, dan membawa barang-barang berat. Tak lama kemudian, ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ia mengajarkan pada anaknya untuk berbuat baik kepada manusia. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Saatnya Membacakan Dongeng Gajah yang Baik Hati Pada Anak-Anak Demikianlah dongeng Gajah yang baik hati beserta ulasan menarik seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya. Kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, segera bacakan cerita ini pada anak-anak. Kalau ingin membaca kisah yang lain, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena pada Ada banyak kisah-kisah menarik yang bisa kamu baca, seperti dongeng Semut dan Merpati, Gajah dan Semut, Kancil Mencuri Timun, dan Singa dan Tikus. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya.
Search Cerpen Suamiku Garang. Farah merupakan anak ke-4 dari 4 30 aku jemput Eci di cendana, enak aja dekat ama tepian Mahakam, heheh, jawab dan aku disuruh jadi pacarnya dan suaminya, Entah apa yang membuat hati Bu Darminto tiba-tiba ingat menantunya yang sedang hamil "Dia memang susah nak datang klinikkatanya doktor banyak yang garang"
Tupai dan Bebek harus melewati rintangan agar bisa memakan buah jambu, bisakah mereka mengatasinya?Apakah Mama termasuk tipikal orangtua yang suka membacakan dongeng kepada anak? Hal tersebut merupakan hal yang bagus dan perlu dipertahankan. Dongeng diketahui dapat menjadi cara untuk mendekatkan diri dengan si perlu bersusah payah, momen bonding juga bisa dilakukan dengan cara membacakan cerita fabel kepada anak. Tak hanya itu, lewat dongeng juga dapat membuat anak memperoleh berbagai pelajaran moral yang tersimpan di setiap membaca dongeng juga dapat menungkatkan minat membaca anak sedari dini. Tak perlu repot-repot membeli buku dongeng, berikut telah menyiapkan dongeng fabel persahabatan Bebek dan kisah ini bercerita tentang Tupai dan Bebek yang ingin memakan jambu air. Namun, mereka harus dihadapi rintangan yang perlu apakah itu? Bisakah mereka mengatasinya?Yuk, simak kisah selengkapnya!1. Musim jambu air telah tiba membuat Bebek dan Tupai MedinasariPada suatu hari, suasana hutan terasa sangat teduh. Semua hewan sangat menikmatinya, termasuk bebek dan tupai. Keduanya sudah lama bersahabat."Selamat pagi Tupai, hari ini kamu terlihat bahagia ya. Jangan-jangan, kamu punya kabar bagus ya?" tanya Bebek."Hihihi tau saja aku punya kabar bagus. Aku dengar saat ini sedang musim buah jambu air, apa kamu ingin memetiknya bersamaku?" tanya Tupai."Wah, aku mau. Pasti terasa segar sekali dinikmati, apalagi ketika berada di cuaca panas," ujar Bebek dengan nada bersemangat. "Hmm.. Sayangnya, buah jambu air ada di seberang sungai ini. Aku tidak bisa menyebranginya," kata Tupai dengan nada sedikit kecewa."Aku pun juga tidak berani menyeberanginya jika sendirian. Lagipula jika sudah berada di pohon jambu, aku tidak bisa memanjatnya," ucap Bebek dengan nada yang tidak kalah Picks2. Bebek dan Tupai memikirkan cara untuk bisa sampai ke pohon jambu MedinasariBeberapa menit berlalu keheningan mengelilingi Tupai dan Bebek. Dua sahabat ini tampak berpikir kira-kira bagaimana cara mereka untuk bisa sampai ke pohon jambu air dengan selamat."Aha! Sepertinya aku punya ide!" pekik Tupai mengakhiri kekeningan di antara mereka."Bebek, bagaimana jika kamu ajak teman-teman bebekmu yang lain untuk ke tepian sungai?" tambah Tupai."Teman-temanku? Baiklah, akan aku ajak mereka ke tepian sungai," jawab Bebek tanpa berpikir panjang. Meskipun bingung, bebek tetap menuruti permintaan si Tupai. Beberapa saat kemudian, Tupai dan para Bebek sudah berada di tepi sungai."Nah, sekarang para bebek masuklah ke dalam sungai dan bekerja sama dengan saling berpegangan," kata Kawanan Bebek bekerja sama untuk menjadi jembatan bagi MedinasariPara bebek mulai menuruti perintah Tupai. Dengan hati-hati, mereka berjajar selebar sungai menyerupai jembatan."Kerja bagus! Sekarang aku bisa menyebrang dan mengambilkan jambu untuk kalian semua," ujar berhati-hati, Tupai mulai melompat di atas punggung para bebek untuk menyebrang menuju tepi sungai tempat di mana pohon jambu berada."Tunggu sebentar ya Bebek, aku akan mengambilkan jambunya untuk kalian semua," ucap Tupai antusias. 4. Tupai mulai memanjat untuk memetik jambu MedinasariDengan badan kecilnya, Tupai mulai berlari dan memanjat pohon jambu dengan lincah. Matanya berbinar ketika melihat banyak jambu di depannya."Wah, jambunya benar-benar segar," ungkap Tupai sambil mulai mengambil jambu air satu per satu."Pilihlah yang bagus-bagus ya," kata Bebek."Tenang saja, aku sudah memilihkan jambu yang bagus untuk kamu dan teman-temanmu. Sekarang, kamu tangkap ya, Bebek." ucap mulai mendekati pohon dan langsung menangkap jambu air yang dilemparkan Tupai dari atas Pesan moral yang dapat dipetik dari fabel MedinasariSatu per satu, bebek yang lain mulai bergantian untuk menangkap jambu air yang dilemparkan Tupai."Petik lagi saja, Tupai." saran Bebek. Sedikit demi sedikit buah jambu yang dilemparkan Tupai mulai menumpuk di bawah pohon. Akhirnya, Tupai dan para Bebek bisa menikmati jambu air berkat kerja sama yang kompak. Mereka juga tidak lupa untuk membagikan jambu kepada hewan-hewan hutan kisah fabel ini, pesan moral yang bisa diambil adalah jangan ragu untuk bergotong royong demi hal baik. Jika saling bekerja sama, kekurangan yang dimiliki pasti bisa tertutupi dan pekerjaan dapat dengan mudah menurut si Kecil? Apa ada pesan moral lain yang bisa diperoleh dari kisah persahabatan Bebek dan Tupai ini?Baca juga Cerita Fabel Anak Singa dan TikusDongeng Fabel Anak Kura-Kura yang Ingin Terbang Dongeng Fabel Anak Kisah Gajah yang Baik Hati Kamimenyediakan beberapa daftar harga Talking Tomcat Cerita Tombol dari para penjual online. Pastikan memilih produk Talking Tomcat Cerita Tombol sesuai dengan budget dan tentunta kami sarankan untuk memakai produk Talking Tomcat Cerita Tombol karena dengan membeli Talking Tomcat Cerita Tombol Original akan memberikan dampak positif baik bagi
Langsung ke konten Di sebuah hutan, tinggallah keluarga Bebek di tengah hutan yang terdiri dari Ayah dan empat anak Bebek. Ayah Bebek mempunyai anak bungsu yang lucu dan baik hati, ketiga kakaknya sangat menyanyanginya. Karena sifatnya itulah, ia sangat disayang oleh seluruh binatang hutan. Namun, sangat disayangkan. Bebek bungsu tidak bias berenang. Setiap kali keluarganya berenang, ia hanya duduk di pinggir hutan. Bebek bungsu pernah mencoba untuk berenang. Namun, ia malah tenggelam. Sejak saat itulah ia sangat takut dengan air. Cerita Dongeng Fabel Anak Bebek Belajar Berenang ’ Hei Bebek bungsu, mengapa kau hanya duduk sendirian disini? Mengapa kau tidak ikut berenang bersama kakak-kakakmu?’’ Tanya Kancil. Yang ditanya hanya menggelengkan kepala. ’ Aku tidak bias berenang Cil.’’ Ujarnya sedih. ’ Kau takut berenang? Berenang itu sangat mengasikkan’’ ujar Kancil. ’ Bagaimana kau tahu, berenang itu menyenangkan? Padahal kau tidak pernah berenang.’’ Tanya Bebek bungsu tidak percaya. ’ Justru itu, aku ingin sekali seperti kalian. Lihatlah keluargamu, mereka dapat menyebrangi sungai tanpa menggunakan jembatan. Mereka dapat bersenda gurau dengan para Ikan dan bias mendapatkan makanan di dalam air. Namun, aku tidak bias melakukan hal seperti itu’’ jelas Kancil. ’ Kau benar Cil. Tapi, aku sangat takut tenggelam.’’ Ujar Bebek bungsu. ’ Bebek Bungsu, lihatlah ketiga kakakmu. Apakah mereka tenggelam? Tidakkan? Mengapa tidak? Karena tubuh mereka memang cocok untuk berenang. Kaki, tubuhmu, bulu memang diciptakan untuk bias berenang dan tidak akan tenggelam. Mungkin saat itu, kau terlalu bersemangat berenang sehingga hampir saja kau tenggelam.’’ Ujar Kancil menjelaskan dan memberi semangat. Akhirnya, timbullah niat dari Bebek bungsu untuk berenang seperti tiga kakaknya. Kata-kata yang Kancil membuat membuatnya termotivasi untuk mencoba berenang. ’ Kancil, terimasih banyak karena kau sudah memberikan motivasi untuk mencoba berenang. Hari ini, aku akan mulai mencoba belajar berenang.’’ Ujar Bebek bungsu. Sejak saat itulah, Bebek bungsu mulai belajar berenang bersama keluarganya. Ketiga kakaknya mengajari Bebek bungsu dengan sangat sabar. Ketiga kakaknya menjaga sang adk agar tidak tenggelam. Setalah berusaha dengan sangat keras. Akhirnya, Bebek bungsu dapat berenang. ’ Horeee, aku bias berenang.’’ Ujar Bebek bungsu sangat senang. Bebek Bungsu sangat senang karena ia dapat berenang seperti ketiga kakakya. Ia pu berterimakasi kepada ketiga kakaknya karena dengan sabar mereka mengajarinya. Ia pun sangat berterimakasih kepada Kancil karena sudah memberikan semangat untuk belajar, berusaha dan tidak menyerah. Navigasi pos Kebijakan Privasi Hak cipta © 2023 Cerita Rakyat Nusantara Kumpulan Dongeng Anak Anak Sebelum Tidur — Tema WordPress Ascension oleh GoDaddy
Abahpun bising je cakap tu la lain kali takmo beli lagi Dah tenang bunyi kat luar, baru aku join anak dara aku main bunga api Happy for them Akak dara lagi Sudu yang mengacau air teh dalam teko dicampaknya terus dalam sink Sudu yang mengacau air teh dalam teko dicampaknya terus dalam sink.
Kiki dan Koko Kelinci tersesat di tengah hutan. Tiba-tiba mereka bertemu dengan seekor serigala yang kelaparan. Tiga hari ia tidak makan. Wah, si serigala tentu saja senang. Namun, saat itu kondisinya sangat lemah. Serigala tak kuat kalau harus memangsa kedua atau salah satu kelinci itu. Dengan kepintaran dan kelicikannya, serigala berusaha memperdaya mereka. “Tidak usah takut. Bagaimana kalau kalian aku antar pulang?” usul serigala. “Tapi, karena sebentar lagi malam. Sekarang kalian menginap dulu saja di rumahku. Nanti besok pagi baru kuantar pulangnya,” bujuk serigala dengan ramah. Kiki langsung mengiyakan ajakan serigala. Namun, Koko yang lebih berhati-hati dengan tegas menolak ajakan serigala itu. “Maaf, kawan. Aku tahu kelicikanmu selama ini. Engkau sengaja mengundang kami ke tempatmu,” tegas Koko. “Di sana kamu dan kawanmu akan lebih mudah memangsa kami. Sementara kalau di sini, dengan kondisi engkau yang lemah. Tak mungkin kuat memangsa kami,” lanjut Koko. Maka Kiki dan Koko pun segera pergi dari tempat itu. Melompat-lompat meninggalkan serigala yang kecewa karena tipu dayanya gagal. Hikmah teladan Berhati-hatilah dengan apapun tawaran seseorang yang sudah jelas kelicikannya. *** Penulis dan Kreator Kak Nurul Ihsan Terimakasih atas donasinya. Insya Allah menjadi sedekah jariyah yang terus mengalir pahalanya sampai di alam kubur. Seluruh donasi digunakan untuk pembuatan ebook anak terbaru dan pengembangan Ebook 100 Kumpulan Terbaik Dongeng Binatang Dunia karya Kak Nurul Ihsan DOWNLOAD FULL EBOOK 08156148165 Kak Nurul Ihsan Kreator 500 Judul Buku AnakBerkarya sejak 1991 hingga saat ini, sudah lebih dari 500 buku anak dan buku pendidikan yang dihasilkan Kak Nurul Ihsan dan tim CBM Studio. Profil dan karya buku Kak Nurul Ihsan dan tim CBM Studio dapat dilihat di sini. Sumber dan KontributorPenerbit Transmedia PustakaJl. H. Montong Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630021-78883030 ext. 213021-727 0096redaksi Cloud Hosting PartnerPT DewawebAKR Tower 16th FloorJl. Panjang Kebon JerukJakarta 11530Email sales 021 2212-4702Mobile
4 Menirukan gerakan bebek sedang berjalan 5. Bercerita tentang bebek yang baik hati 6. Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terima kasih terhadap Tuhan atas anugrah yang telah diberikan. B. Inti (90 menit) 1. Anak mengamati a. Anak mengamti gambar bebek 2. Anak menanya a. Anak menanya bagian - bagian tubuh bebek b. Anak menanya makanan Denganhati-hati dipungutnya telur tersebut dan dibawanya ke dalam rumah. Pak Petani menyelimuti telur itu dengan kain lusuh dan meletakkannya di dalam kardus agar tetap hangat. Setelah itu dia pergi ke pasar untuk bekerja. Pak Petani membuat telur itu menjadi hangat setiap hari sampai telur itu menetas. .
  • botp1fgkhb.pages.dev/304
  • botp1fgkhb.pages.dev/221
  • botp1fgkhb.pages.dev/147
  • botp1fgkhb.pages.dev/190
  • botp1fgkhb.pages.dev/69
  • botp1fgkhb.pages.dev/211
  • botp1fgkhb.pages.dev/46
  • botp1fgkhb.pages.dev/98
  • botp1fgkhb.pages.dev/38
  • cerita bebek yang baik hati